Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMPN 12 Lhokseumawe (1) - SMP Negeri 12 Lhokseumawe

Breaking

Monday, December 26, 2022

Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMPN 12 Lhokseumawe (1)

Sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka tentu tak asing lagi dengan istilah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Ya, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam struktur Kurikulum Merdeka. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek dan dilaksanakan sesuai dengan tema-tema yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). 
Pada jenjang SMP atau fase D, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan dalam tiga projek dengan tema yang berbeda selama satu tahun pelajaran. Projek yang dilaksanakan juga harus mengacu pada dimensi perkembangan profil pelajar Pancasila. Oleh karena itu, sebelum menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, satuan pendidikan wajib mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yaitu (1) Holistik; memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh. Artinya kita harus menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. (2) Kontekstual; berkaitan dengan upaya berdasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. (3) Berpusat pada Peserta Didik; mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri. (4) Eksploratif; membuka seluas-luasnya proses inkuiri dan pengembangan diri. Artinya pendidik memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mencari dan menemukan hal-hal baru dengan tujuan menambah ilmu dan wawasannya.
Untuk tahun pelajaran 2022/2023 ini SMPN 12 Lhokseumawe memilih 3 tema yang tersedia yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, Kewirausahaan dan Bangunlah Jiwa dan Raganya. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan sudah selesai dilaksanakan pada semester ganjil. Adapun tema ini dipilih karena sesuai dengan kesiapan serta kondisi dan lingkungan sekolah. Tim fasilitator menentukan dimensi dari tema Gaya Hidup Berkelanjutan ini yaitu dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Dimensi ini mencakup elemen akhlak kepada alam dengan sub elemen memahami keterhubungan ekosistem bumi dan menjaga lingkungan alam sekitar. Selain itu dipilih juga dimensi bergotong royong dengan elemen kolaborasi dan sub elemen kerja sama. Sedangkan dimensi ketiga yang dipilih adalah kreatif dengan elemen dan sub elemen memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.

 SMPN 12 Lhokseumawe memiliki lahan yang cukup luas dan ditanami berbagai pohon besar yang tentu saja menghasilkan daun-daun kering dalam jumlah yang sangat banyak. Melalui diskusi dan musyawarah dengan peserta didik kelas VII maka diputuskan untuk memilih projek membuat purwarupa sistem pengelolaan sampah di satuan pendidikan yaitu dengan cara mengolah daun-daun kering untuk dijadikan pupuk kompos. Setelah menentukan kegiatan yang akan dilakukan maka tim fasilitator segera membuat modul dan merancang seluruh kegiatan yang akan dilakukan dari awal sampai akhir.
Selama malaksanakan kegiatan projek ini, peserta didik melakukan pengamatan melalui lembar kerja yang dibagikan oleh fasilitator tiap kelompok. Dalam perjalanan projek tentu saja ditemukan hambatan atau kendala namun disinilah peran para fasilitator dalam memberikan arahan, bimbingan serta semangat kepada para peserta didik agar tidak gampang menyerah lalu berusaha mencari solusi dari setiap permasalahan yang timbul. Para fasilitator kelompok mencatat setiap perkembangan peserta didik melalui jurnal amatan untuk kemudian dijadikan bahan penilaian dalam rapor projek yang akan diberikan pada akhir tahun pelajaran.
Setelah melalui berbagai rintangan, akhirnya projek pembuatan pupuk kompos dari daun kering selesai dan berhasil meskipun tidak seluruh kelompok mendapatkan hasil maksimal namun ini menjadi sebuah catatan dan bahan evalusi bila melaksanakan projek ke depan nanti. Saatnya merayakan keberhasilan projek dan menjadi pengalaman yang manis bagi peserta didik. 

Sebenarnya tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan projek ini bukanlah pada produk akhirnya, namun justru pada karakter atau profil pelajar Pancasila yang tumbuh ketika pelaksanaan projek itu berjalan. Peserta didik diharapkan memiliki nilai kerja yang positif antara lain mampu mengatur waktu dan pekerjaan, membangun inisiatif dan mengevaluasi diri secara berkesinambungan. Selanjutnya juga peserta didik diharapkan memiliki kebanggaan terhadap hasil kerja dan memahami bahwa tidak ada satu cara kerja atau jawaban benar dalam mengerjakan projek profil dan meyakini jika proses belajar tidak kalah penting dari produk atau hasil akhir. Selain itu peserta didik diharapkan berani melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. 

 Semoga di semester genap nanti kegiatan projek dapat berjalan lebih baik lagi. Aamiinn... Salam literasi!

2 comments:

  1. Mantap dah tu. Walau gagal bukanlah akhir dari segalanya akan tetapi kegagalan itu kita jadikan motivasi untuk bangkit kembali. Salam literasi!

    ReplyDelete
  2. Ya, kegagalan merupakan hal yang biasa dalam hidup ini. Thanks Bu Ulva. Salam literasi!

    ReplyDelete