Bulan Jelita merupakan seorang anak dari petani miskin yang tinggal di
pedesaan. Karena sangat miskin semua orang di desa tersebut tidak peduli dengan
keluarganya. Bulan memiliki penyakit kulit yang sangat aneh di wajahnya.
Sehingga menyebabkan wajahnya menjadi kusam dan hitam.Jika belum pernah
mengenalnya, pasti orang-orang akan mengira bahwa ia adalah jelmaan hewan buruk
rupa atau monster yang menyeramkan. Semua warga desa sangat takut terhadapnya.
Bukan hanya karena wajahnya yang buruk saja, tapi juga takut tertular
penyakitnya tersebut.
Warga di desa tersebut selalu mencemooh dan menghina bulan. Saat pergi ke
luar rumah, bulan selalu menutupi wajahnya dengan kain agar saat berpapasan
dengan warga, mereka tidak merasa jijik. Pada suatu malam saat sedang tidur, ia
mimpi bertemu pangeran tampan yang sangat ramah kepadanya.
Setelah memimpikannya, ia pun sering mengingat wajah dan tingkah laku sang
pangeran dan berharap bahwa pangeran bisa ada di dunia nyata. Keinginannya yang
kuat tersebut membuat bulan selalu memimpikannya.
Suatu hari, ia menceriakan mimpinya tersebut kepada sang ibu dan juga
mengungkapkan keinginannya untuk bertemu pangeran. Ibunya merasa bahwa bulan
tak pantas untuk bertemu pangeran tampan dan berkata.
“Sudahlah bulan anakku, kau tidak pantas untuk bertemu pangeran itu. Lupakan saja semua mimpimu tentang pangeran. Hal itu tidak akan menjadi kenyataan dan jangan pernah menceritakan ini kepada tetangga.”
“Ibu sungguh tidak ingin menyakiti perasaanmu nak, ibu hanya tidak ingin
jika anak gadis ibu satu-satunya menjadi kecewa karena diolok-olok oleh
tetangga.” Lanjut ibu sembari mengusap kepala bulan dengan lembut.
Bulan pun sadar akan mimpinya yang sangat mustahil untuk bisa terwujud.
Apalagi melihat kondisi wajah bulan yang saat ini sedang buruk, pasti pangeran
akan takut saat melihatnya. Malam berikutnya bulan termenung sembari menghadap
langit yang indah dan bertaburan bintang yang berkilau mengelilingi bulan.
“Sungguh pemandangan yang sangat cantik, andai saja aku bisa secantik bulan
itu.” Gumam Bulan Jelita sendirian. Seketika saja, ia teringat akan Dewi Bulan
yaitu dewi yang menghuni sebuah bulan. Konon Dewi Bulan adalah sesosok wanita
yang memiliki paras cantik dan rupawan. Kecantikannya lah yang membuat bulan
selalu bersinar.
Setiap orang tua selalu menginginkan anaknya mempunyai kecantikan seperti
Dewi Bulan. Tak terkecuali orang tua Bulan Jelita. Sehingga saat ia lahir
diberi nama Bulan Jelita sama seperti Dewi Bulan. Selain memiliki wajah yang
sangat cantik Dewi Bulan juga memiliki sifat yang sangat baik dan penyayang.
Dewi tersebut sering kali turun ke bumi untuk membantu manusia yang sedang
mendapat banyak masalah hidup. Bulan Jelita sangat ingin bertemu Dewi Bulan
untuk meminta wajahnya agar bisa secantik dia atau bisa secantik dahulu.
Kemudian, bulan pun ingat bahwa keberadaan Dewi Bulan hanyalah terdapat
pada cerita dongeng yang sering diceritakan oleh orang tua yang memiliki anak
perempuan. Dan berharap agar anak perempuannya kelak bisa memiliki paras
secantik Dewi Bulan.
Akhirnya Bulan pun mengubur keinginannya untuk bertemu Dewi Bulan apalagi
untuk memiliki wajah cantik sepertinya. Sebenarnya Bulan Jelita adalah gadis
desa yang memiliki hati yang lembut, baik, penyabar dan juga suka membantu
orang.
Akan tetapi, warga desa tidak ingin pekerjaannya dibantu oleh Bulan
lantaran kondisi wajahnya yang buruk dan takut tertular penyakit tersebut. Pada
saat sore hari, Bulan diminta oleh ibunya untuk menjenguk nenek tua yang
merupakan salah satu tetangganya.
Setelah menjenguk, memberi makanan dan juga merawat sang nenek tak terasa
hari sudah semakin gelap. Bulan pun kebingungan karena jalan menuju rumahnya
sangat gelap dan tidak ada obor atau alat penerang lainnya. Tiba-tiba datanglah
beberapa kunang-kunang yang bersinar cerah dan mengelilingi Bulan Jelita.
Kunang-kunang tersebut seolah-olah menuntun dan menerangi jalan. Setelah
berjalan cukup jauh, Namun, rumah yang dituju tak kunjung sampai. Lalu ia
bergumam di dalam hatinya, “Sepertinya, ini bukan arah menuju rumahku?”
Ribuan kunang-kunang tersebut ternyata menuntun Bulan Jelita menuju hutan
rindang yang gelap gulita. Bulan Jelita sangat panik dan takut kemudian salah
satu kunang-kunang tersebut berbicara kepadanya, “Jangan takut bulan, Kami
tidak akan menyakitimu. Kami akan membantumu untuk menyembuhkan penyakit kulit
di wajahmu.”
Dengan perasaan cemas dan bercampur heran, Bulan pun bertanya kepada
kunang-kunang.
“Sebenarnya siapa kalian ini?” Ujar Bulan Jelita.
“Kami adalah utusan Dewi Bulan, Kami disuruh membawamu ke sini karena Kamu
adalah gadis yang baik hati dan juga penyabar.” Jawab salah satu kunang-kunang.
Bulan pun menunggu di sekitar danau. Tak lama kemudian kunang-kunang pun
menghilang dan keadaan menjadi seperti semula. Bulan tak bisa melihat apa-apa
karena sangat gelap. Beberapa saat kemudian terdapat cahaya bulan yang turun
dari langit. Cahaya itu terpantul ke permukaan danau yang berada di hadapannya.
Tiba-tiba bayangan bulan di danau tersebut berubah menjadi bayangan wanita
yang sangat cantik dengan mengenakan jubah berwarna emas. Dengan perasaan cemas
dan takut, Bulan pun bertanya pada wanita tersebut.
“Wahai wanita cantik, siapakah engkau?”
“Aku adalah Dewi Bulan yang akan membantumu untuk mengubah wajah buruk mu
menjadi cantik kembali.” Jawab Dewi Bulan. Mendengar jawaban tersebut kemudian
Bulan Jelita sangat bahagia karena bisa bertemu dengan Dewi Bulan.
“Kau adalah wanita yang sangat baik dan juga sabar. Meski kau telah
menerima cemoohan dari orang banyak tapi kau tidak pernah membalas perlakuan
mereka. Aku akan mengubah wajah mu menjadi cantik sebagai imbalan atas
kesabaranmu selama ini.” Jelas Dewi Bulan.
Dewi Bulan akhirnya memberikan kepada bulan. Lalu, Dewi Bulan berkata
kepadanya, “Basuhlah wajahmu menggunakan air ini maka, wajahmu akan berubah
menjadi cantik jelita.”
Perlahan tubuh Dewi Bulan dan cahaya bulan pun menghilang. Kemudian Bulan
Jelita segera membasuhkan air tersebut ke wajahnya. Setelah itu, bulan tidak
sadarkan diri. Setelah sadar, ia sangat terkejut karena sudah berada di atas
ranjang tempat tidurnya.
Saat melihat cermin, ia sangat terkejut dan tidak menyadari bahwa yang
berada di depan cermin adalah dirinya. Wajahnya sangat cantik, lembut dan juga
bersinar bagaikan cahaya bulan. Sang ibu yang melihatnya terkejut dan tidak
percaya bahwa yang berada di hadapannya adalah putrinya.
Kini, Bulan Jelita adalah gadis tercantik di desanya dan semua orang
mengagumi kecantikannya tersebut. Akhirnya seorang pangeran mendengar kabar
bahwa terdapat seorang wanita berparas cantik yang berhati baik dan penyabar.
Kemudian pangeran mendatangi Bulan karena ingin mengetahui lebih tentangnya.
Oleh karena kecantikan dan kebaikan yang dimiliki, pangeran pun jatuh cinta
kepada bulan dan ingin menikahinya. Bulan pun menerima cintanya dan menikah
dengan pangeran. Mereka hidup bahagia dan Bulan melahirkan putra putri yang
tampan dan cantik. Meski demikian, Bulan tetap baik dan rendah hati.
Nah anak-anak ibu semuanya setelah kalian baca cerita diatas, coba kalian jawab ya pertanyaan di bawah ini:
1. Bagian dari cerita di atas yang mengandung unsur magis adalah ...
a. Saat Bulan menemui Dewi Bulan
b. saat Bulan membasuh mukanya dengan air
c. saat Bulan menceritakan keinginannya kepada ibunya
d. saat Bulan bertemu dengan pangeran
e. saat Bulan melahirkan anak-anaknya
2. Banyak tokoh dalam cerita di atas ada ...
a. 4
b. 5
c. 6
d. 7
e. tidak dapat ditebak
No comments:
Post a Comment