Ayo Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) - SMP Negeri 12 Lhokseumawe

Breaking

Monday, December 28, 2020

Ayo Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


             

     Dewasa ini guru semakin dituntut untuk bisa menulis. Salah satu syarat untuk bisa naik pangkat atau golongan adalah dengan melampirkan tulisan baik berbentuk hasil penelitian, inovasi pembelajaran, alat peraga dan lain-lain. Namun banyak guru yang tidak sanggup memenuhi semua persyaratan tersebut karena terkendala satu alasan yaitu tidak bisa menulis.
Agar si guru tetap bisa naik pangkat maka ditempuhlah jalan praktis yaitu dengan menyuruh orang lain untuk membuat PTK meskipun harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Mengapa guru tidak berusaha untuk membuat sendiri PTK tersebut? Selain meminimalkan dana yang harus keluar, si guru bisa memperoleh kepuasan dari hasil penenlitian dibuatnya.
        Alasan yang paling sering dikatakan oleh para guru yang ingin naik pangkat tapi tidak bisa membuat PTK sendiri adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menulis. Alasan berikutnya adalah tidak pandai menulis. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa membuat PTK itu tidak mesti harus memiliki ide  secemerlang penulis professional, dan tidak mesti memiliki segudang inspirasi seperti pengarang cerpen atau novelis. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk membuat penelitian sendiri.
        Awalnya mungkin sulit bagi guru untuk mulai menulis PTK. Bingung harus mulai dari mana. Hal seperti ini bisa diatasi dengan banyak membaca buku referensi tentang cara membuat PTK yang banyak beredar di toko-toko buku. Semakin banyak buku referensi tentang PTK yang dibaca maka semakin banyak bahan yang bisa dituangkan dalam menulis sebuah PTK.
Dalam buku-buku tersebut biasanya dilengkapi dengan cara membuat penelitian, misalnya alat atau instrumen apa yang bisa digunakan. Guru tinggal menyesuaikan saja dengan kebutuhan dalam membuat penelitiannya. Metode penelitian juga bisa diadopsi dari buku-buku PTK yang beredar tersebut, apakah ingin menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif. 
Hal yang pertama yang harus diingat oleh guru pemula yang ingin menulis PTK sendiri adalah bahwa sang guru harus memiliki masalah di kelas yang diajarnya. Masalah tersebut tidak boleh dibuat-buat tetapi harus terjadi secara wajar. Masalah timbul bisa saja dari siswa yang kurang aktif, hasil ulangan yang sangat rendah atau metode pembelajaran yang kurang efektif. Setelah guru mendapatkan permasalahan di dalam kelasnya maka guru tinggal mencari cara pemecahan masalah tersebut. Setelah cara pemecahan masalah didapat, maka guru sudah memiliki sebuah judul untuk PTK nya.
        Langkah selanjutnya adalah menyiapkan instrument-instrument yang akan digunakan untuk membuat sebuah penelitian. Instrument-instrumen ini bisa diperoleh dari buku-buku PTK seperti yang sudah saya jelaskan diatas, atau bisa juga dengan cara men-download dari internet. Selanjutnya guru menyiapkan RPP yang akan digunakan dalam penelitiannya. Setelah menyiapkan RPP dan instrument, guru sudah bisa memulai penelitiannya. Sebaiknya guru jangan menunda-nunda lagi agar jangan kehilangan mood untuk menulis.
        Setelah melaksanakan penelitian pertemuan pertama, guru sebaiknya langsung mengevaluasi dan merefleksi hasil penelitian tersebut bersama rekan sejawat agar segera diketahui hasilnya. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengantisipasi agar guru tidak malas menyiapkan tulisannya karena biasanya tulisan yang dibiarkan akan mengendap dan tidak akan terselesaikan.
        Langkah selanjutnya adalah melaksanakan penelitian pertemuan kedua hingga pertemuan selanjutnya sampai dirasa cukup memuaskan dan mencapai hasil yang diinginkan. Guru langsung melakukan pembahasan hasil penelitian dan menyimpannya sebagai bahan tulisan. Bila bahan hasil penelitian sudah didapat maka langkah berikutnya menjadi mudah. Guru tinggal mengadopsi cara membuat PTK mulai dari kata pengantar, abstrak, Bab I hingga Bab V. Sesuaikan dengan hasil penelitian sendiri. Begitu pula dengan buku-buku referensinya, tinggal dicari dan disesuaikan dengan judul penelitian tersebut.
        Hal yang paling sering terjadi dan sering juga saya alami adalah berkas-berkas penelitian mengendap diatas meja atau di lemari setelah penelitian selesai dilakukan 2 atau 3 siklus. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diatas amplop yang berisi berkas peneltian bisa kita tulis tanggal deadline yang harus kita selesaikan.
Sebaiknya jangan menunda-nunda menulis laporan peneltian. Tentu kita ingin hasil penelitian kita segera dijilid dan dapat digunakan untuk usul pangkat atau golongan. Bayangkan saja kocek yang harus keluar bila kita meminta tolong pihak lain untuk membuat PTK kita. Selain itu bila PTK hasil karya kita sendiri yang kita gunakan untuk usul pangkat atau golongan maka kita akan memiliki kepuasan tersendiri. Belum lagi perasaan bersalah yang menghantui kita bila PTK kita adalah fiktif hasil jiplakan orang lain. Tentu kita tidak menginginkan gaji yang kita peroleh adalah hasil dari menjiplak karya orang lain.
        Berdasarkan pengalaman penulis selama ini dalam membuat PTK, langkah-langkah yang telah dipaparkan diatas sangat membantu penulis dalam menyiapkan sebuah PTK. Awalnya mungkin terasa berat karena belum pernah mencoba, tetapi percayalah bila telah berhasil mencoba sekali maka akan ketagihan untuk mencobanya lagi dan lagi.
        Dari PTK yang telah dihasilkan, guru bisa mengembangkannya lagi menjadi sebuah artikel dan jurnal yang bisa dikirim lewat media online maupun cetak. Bayangkan berapa keuntungan yang bisa kita peroleh bila kita berhasil membuat PTK sendiri. PTK tersebut bisa kita simpan di perpustakaan sebagai bahan bacaan bagi teman-teman guru yang ingin belajar membuat PTK. Bukankah hal ini bisa disebut ibadah karena sudah membantu orang lain untuk membuat PTK sebagai salah satu referensinya? Maka mari teman-teman guru kita membuat PTK sendiri. Selain tidak memerlukan biaya yang begitu besar, dengan membuat PTK kita memiliki kepuasan tersendiri.

 

No comments:

Post a Comment