Adukan Hanya Pada-Nya - SMP Negeri 12 Lhokseumawe

Breaking

Saturday, November 21, 2020

Adukan Hanya Pada-Nya

Mengapa manusia tidak belajar banyak dari pengalaman pahit orang lain. Bahwa ketika ia mengeluh kepada sesamanya, kehinaan yang kemudian ia dapat kelak.
     Siapa manusia yang tidak punya sahabat? Siapa manusia yang tidak punya kawan? Hampir rata-rata punya. Kesedihan dan kesepianlah yang ada bila seseorang hidup sendirian tanpa ada yang menemani. Tapi bila sahabat yang kita jadikan sahabat, kawan yang kita jadikan kawan, kemudian kelak ada perselisihan sedikit saja dengan kita, maka rahasia barat dan timur segera terbuka. Itu hanya akan terjadi bila kita sering mengadukan masalah kita kepada dia, dan sering mengeluhkesahkan kesesusahan kepadanya. Sebab hal ini ternyata menjadi bumerang buat diri kita sendiri.
     Memang salah satu sifat manusia adalah "gatel". Bukan gatel pengen digaruk, tapi gatel untuk berkeluh-kesah. Kerjaannya banyak mengeluh. Tidak laki-laki tidak perempuan. Dua-duanya senang mengadukan kesulitan hidupnya pada orang lain. Andai kita tahu bahayanya, tentu kita akan sedikit mengerem kegatelan kita ini.  Apalagi mestinya kita tahu, bahwa seberapa pun hebatnya kita mengeluh, yang menakdirkan bisa menolong hanyalah kehendak Allah. Bukan sahabat kita, bukan saudara kita.
     Dalam hal ini, Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk selalu Ridha atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Supaya mutiara kesulitan bisa kita dapatkan seiring dengan kesabaran kita menerimanya sebagai sebuah ketetapan Allah. Tapi yang terjadi, kita kehilangan sesuatu, lalu kita mengeluhkannya. Maka kita menjadi rugi dua kali. Pertama rugi sebab kehilangan barang yang boleh jadi kita cintai. Yang kedua, rugi sebab kita tidak mendapatkan penggantinya sebab kita tidak ridha. 

(۞ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا ۝  إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعࣰا ۝  وَإِذَا مَسَّهُ ٱلۡخَیۡرُ مَنُوعًا ۝  إِلَّا ٱلۡمُصَلِّینَ ۝  ٱلَّذِینَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ دَاۤىِٕمُونَ 
[Surat Al-Ma'arij 19 - 23]
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya."  (Al-Ma'arij: 19-23)

     Kita punya Allah Yang Maha Mendengar  dan Maha Menjaga segala rahasia. Mulai sekarang, jadikanlah Allah sebagai satu-satunya mitra berkeluh-kesah dan sekaligus memohon pertolongan-Nya.
( Dikutip dari: Mansur, Yusuf, Kun Fayakuun; Selalu Ada Harapan di Tengah Kesulitan, zikrul hakim, 2007, h. 119-120)

No comments:

Post a Comment